Posted by : Nurulaprn
Sabtu, 01 Juli 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia
tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
kita.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian
tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
Harapan bukan hanya terucap dari mulut saja melain dan dengan usaha dan doa,
tanpa usaha dan doa pasti harapan terbuang dengan sia-sia. Harapan juga, harus
dibarengi oleh rasa optimis karena optimis adalah factor mengharapkan sesuatu
yang terbaik dari situasi tertentu.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Harapan 
            Setiap
manusia mempunyai  harapan. Manusia yang
tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
            Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing.   Misalnya, Budi
yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli
mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah
tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk
merindukan bulan”
            Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
            Harapan
harus berdasarkan  kepercayaan,  baik kepercayaan  pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
Tuhan  Yang Maha Esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.   Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha
dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
            Harapan 
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi;
sehingga harapan  berarti sesuatu yang
diinginkan  dapat terjadi, Dengan
demikian  harapan menyangkut masa  depan.
Contoh:
* Budi  seorang  mahasiswa 
STMIK  Gunadarrna,  ia rajin belajar  dengan 
harapan  didalam ujian  semester 
mendapatkan   angka  yang baik
* Hadir  seorang  wiraswasta 
yang rajin.  Sejak mulai  menggarap 
usahanya  ia mempunyai
harapan  usahanya  menjadi 
besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan,karena itu
berusaha  bersungguh-sungguh   dengan 
usahanya.
            Dari  kedua 
contoh  itu terlihat,  apa yang diharapkan  Budi 
dan  Hadir  ialah 
teljadinya buah  keinginan.  karena 
itu mereka  bekerja  keras. 
Budi  belajar  tanpa 
mengenal  waktu  dan Hadir bekerja tanpa mengenallelah.   Semuanya itu dengan suatu keyakinan  demi terwujudnya apa yang diharapkan.       Jadi untuk mewujudkan  harapan 
itu harus disertai  dengan  usaha 
yang sesuai  dengan   apa 
yang  diharapkan   BHa dibandingkan   dengan 
cita-cita   , maka  harapan mengandung  pengertian 
tidak  terlalu muluk: sedangkan
eita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. 
Antar  harapan  dan 
cita-cita  terdapat  persamaam 
yaitu  :
*   keduanya  menyangkut 
masa  depan  karena 
belurn terwujud
* pada  urnurnnya  dengan 
cita-cita  maupun  harapan 
orang  menginginkan   hal 
yang  lebih baik  atau meningkat.
2.2 Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan 
           
Menurut  kodratnya  manusia 
itu adalah mahluk  sosial. Setiap
lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah
suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. 
Tidak  ada  satu 
manusiapun   yang  luput 
dari  pergaulan  hidup. 
Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun 
mental! spiritualnya.  Ada dua hal
yang mendorong  orang hidup bergaul
dengan  manusia  lain. yakni dorongan  kodrat 
dan dorongan  kebutuhan  hidup.
Dorongan  kodrat
            Kodrat
ialah sitar, keadaan  atau pembawaan  alamiah 
yang sudah terjelma  dalam  diri manusia 
sejak manusia  itu diciptakan  oleh Tuhan.Misalnya  menangis, 
bergembira,  berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan   dan  scbagainya. Setiap manusia  mempunyai kemampuan untuk itu semua.
           
Dorongan  kodrat menyebabkan
manusia mempunyai  keinginan  atau harapan, 
misalnya menangis, tertawa, bergembira dan  sebagainya. Seperti   halnya 
orang   yang  menonton Pertunjukan  lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga
mengharapkan agar penonton  tertawa
terbahak-bahak.   Apabila  penonton 
tidak  tertawa,  harapan 
kedua  belah  pihak 
gagal,  justru sedihlah  mereka.
           
Kodrat  juga   terdapat  
pada  binatang   dan 
tumbuh-tumbuhan, karena 
binatang  dan tumbuhan  perlu makan, berkembang  biak dan mati. Yang mirip dengan  kodrat manusia  ialah kodrat 
binatang. walau  bagaimanapun   juga 
besar  sekali  perbedaannya.   Perbedaan  
antara kedua  mahluk   itu, 
ialah  bahwa  manusia  
memiliki  budi  dan 
kehendak,   Budi  ialah 
akal, kemampuan  untuk
memilih.  Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan,  sebab bila orang akan memilih,  ia harus mengetahui  lebih dahulu barang yang dipilihnya.  Dengan 
budinya  manusia dapat  mengetahui 
mana  yang baik dan mana  yang buruk, 
mana  yang benar dan mana  yang salah, 
dan  dengan  kehendaknya 
manusia  dapat  memilih.
            Dalam  diri 
manusia  masing-masing sudah  terjelma  
sifat,  kodrat pembawaan  dan kemampuan   untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat  atau hidup bcrsama
dengan  manusia lain. Dengan  kodrat 
ini, maka  manusia  mempunyai 
harapan.
Dorongan 
kebutuhan  hidup
            Sudah
kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam  kebutuhan hidup. Kebutuhan   hidup 
itu  pada  garis 
besarnya  dapat  dibedakan menjadi  kebutuhan 
jasmani   dan kebutuhan  rohani. Kebutuhan  jasmaniah 
misalnya  : makan,  minum. 
pakaian,  rumah.  (sandang, 
pangan. dan  papan).  ketenangan, 
hiburan,  dan keberhasilan.
            Untuk  memenuhi  
semua  kebutuhan  itu manusia 
bekerja  sama  dengan 
manusia  lain. Hal  ini disebabkan.  kemampuan 
manusia  sangat terbatas,  baik 
kemampuan   fisik/jasmaniah
maupun  kemampuan   berpikirnya.
            Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai
harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut  Abraham  Maslow 
sesuai dengan kodratnya 
harapan  manusia  atau kebutuhan manusia  itu ialah 
:
a)   
kelangsungan   hidup  (survival)
b)    keamanan  ( safety)
c)     hak  dan 
kewajiban  mencintai  dan 
dicintai  (beloving  and love)
d)    diakui  lingkungan 
(status)
e)    perwujudan   cita-cita (self actualization)
Kelangsungan 
hidup  (survival)
            Untuk
melangsungkan  hidupnya  manusia membutuhkan  sandang, pangan  dan papan(tempat  tinggal). Kebutuhan  kelangsungan 
hidup  ini terlihat  sejak 
bayi lahir.
           
Setiap  bayi  begitu 
lahir  di  bumi 
menangis;  ia  telah 
mengharapkan   diberi  makan/ minum. 
Kebutuhan  akan makan/minum   ini terus berkembang  sesuai 
dengan  perkembangan hidup  manusia
Sandang,  semula  hanya berupa perlindungan/keamanan,   untuk 
melindungi  dirinya  dari cuaca. 
Tetapi  dalam  perkembangan  
hidupnya,  sandang  tidak 
hanya  sebagai  perlindungan kemanan,  tetapi 
lebih  cendenmg  kepada 
kebutuhan  lain.
            Papan  yang 
dimaksud  adalah  tempat 
tinggal  atau  rumah. 
Rumah  kebutuhan   primer manusia,  karena 
rumah  itu sebagai  tempat berlindung,  dari panas, 
gelap,  dan  sebagainya.
            Untuk  mencukupi 
kebutuhan  pangan,  sandang, 
dan  papan  itu, maka 
manusia  sejak kecil  telah 
mulai  belajar.  Dengan 
pengetahuan   yang  tinggi 
harapan  memperolleh   pangan, sandang,  dan papan 
yang layak  akan terpenuhi.  Atau tiap manusia  perlu kerja keras dengan harapan  apa 
yang  diinginkan  : pangan, 
sandang  dan papan  yang 
layak  terpenuhi.
Keamanan
            Setiap
orang membutuhkan  keamanan.Sejak seorang
anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. 
Begitu  lahir, dengan  suara tangis, itu pertanda  minta perlindungan. Setelah agak besar,  setiap 
anak menangis  dia akan diam  setelah dipeluk  oleh 
ibunya.  Setelah  bertambah besar  ia ingin 
dilindungi.  Rasa  aman   
tidak harus  diwujudkan   dengan 
perlindungan  yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi  rasa
aman. Dalam  hal ini agama  sering merupakan cara memperoleh    kemanan  
moril  bagi  pemiliknya. Walaupun  secara fisik keadaannya  dalam 
bahaya, keyakinan  bahwa Tuhan
memberikan  perlindungan  berarti sudah memberikan   keamanan 
yang diharapkan.
Hak  dan  kewajiban mencintai dan dicintai
            Tiap orang
mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula
kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja,
semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak 
itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
            Bila
seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah
saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini
remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya.Pada usia itu,
biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab
umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai
dengan alamnya.
Status
            Setiap
manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu
“untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini
dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa
setiap manusia yang lahir di bwni  ini
tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam
keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting,
karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat
pada status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah
lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun
masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat
jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya
Perwujudan  cita-cita
           
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan
keahliannya atau kepangakatannya  atau
profesinya. Pada  saar itu manusia
mengembangkan  bakat  atau kepandaiannya agar ia diterima atau
diakui kehebatannya.
2.3 Kepercayaan 
           
Kepercayaan berasal dari kata percaya. Artinya mengakui atau meyakini
akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar ia tidak
percaya pada diri sendiri saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita
itu kurang dapat dipercaya. Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah
kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu
diambil dari ajaran Al-Quran.
            Dengan
contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
            Ada
jenis  pengetahuan  yang dimiliki seseorang. bukan  karena 
merupakan  hasil penyelidikan
sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat
dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya. melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan. Makin  besar 
kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan  itu makin 
besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan  artinya diberitahukan oleh
Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan.
            Dalam hal
beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang
beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Kebenaran
            Kebenaran
atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia
mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.
            Dalam
tingkah laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak
mcnyimpang dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak ,
berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti
peribahasa yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak
percaya”, karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,
ketidakpastian, dan kedukaan.
            Dalam  agama 
Budha  ada ajaran yang
dinamakan  “jalan  utama 
delapan  ruang”. Yang isinya,  agar setiap pemeluknya  memiliki pandangan  yang benar, perbuatan  yang benar, 
mata percaharian   yang  benar, 
permatian  yang benar,  dan 
konsentrasi  yang  benar.
Tujuan  ajaran itu
agar pemeluknya  tidak mengalami  duka, kegelisahan,dan ketidakpastian.
Ajaran  kebenaran  itu juga 
kita temui  dalam agama-agama  lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan  kunci kebahagiaan  manusia. Itulah   sebabnya  
manusia selalu berusaha mencari 
mempertahankan, mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun  Suriasumantri 
dalam bukunya  “filsafat  IImu, sebuah pengantar  Populer 
ada tiga teori  kebenaran  sebagai 
berikut  :
1)    Teori  koherensi 
atau konsistensi
            Yaitu suatu pemyataan dianggap benar
bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan  pemyataan-pemyataan    sebelumnya 
yang  dianggap  benar.
Contoh  : setiap  manusia 
akan mati.  Paul  Manusia. 
Paul  akan mati
2)    Teori  korespondensi
            Suatu  teori 
yang  menjalankan  bahwa 
suatu pemyataan  benar  bila 
materi  pengetahuan yang dikandung  pemyataan 
itu berkorenponden(berhubungan) 
dengan obyek yang dituju oleh 
pernyataan   tersebut.
Contoh  : Jakarta  itu ibukota 
republik  Indonesia
3)    Teori  pragrnatis
           
Kebenaran  suatu pemyataan  diukur dengan 
kriteria  apakah  pemyataan 
tersebut  bersifat fungsional  dalam 
kehidupan  praktis.
            Dalam  berbagai 
jenis  kebenaran tersebut  yang 
selalu  diusahakan   dan 
dijaga  ialah kebenaran dalam
bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran
dalam  hal-hal  itu 
akan  langsung  mencemarkan atau menjatuhkan  nama 
baiknya,  sehingga orang  tidak 
mempercayainya   lagi.
2.4 Berbagai Kepercayaan dan Usaha Mengingatkannya 
            Dasar
kepercayaan  adalah kebenaran. Sumber
kebenaran  adalah manusia. Kepercayaan
itu dapat  dibedakan  atas  :
1.   Kepercayaan pada
diri sendiri
           
Kepercayaan  pada diri sendiri itu
ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya 
pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa,
Percaya pada diri sendiri, menganggap 
dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang
diserahkan atau dipercayakan   kepadanya.
2.    Kepercayaan  kepada 
orang lain
            Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap
kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak
terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3.   Kepercayaan
kepada pemerintah
           
Berdasarkan pandanganteokratis menurut etika, filsafat tingkah laku
karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai
kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
            Pandangan
demokratis mengatakanbahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik
rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti  hanya dalam masyarakat,
negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak
pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang
mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)
            Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karcna itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.   Kepercayaan
kepada Tuhan
           
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena
keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tctapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaanitu amat
penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia
dcngan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak
mcmpunyai kepercayaan kcpada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang
mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia  berusaha agar mendapat pertolongan dari
padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
            Berbagai
usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan 
rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha 
itu  bergantung   kepada 
pribadi  kondisi, situasi,
dan  lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)  meningkatkan   ketaqwaan 
kita dengan jalan 
meningkatkan   ibadah
b)  meningkatkan   pengabdian 
kita kepada  masyarakat
c)  meningkatkan   kecintaan  
kita  kepada  sesama 
manusia  dengan  jalan  
suka  menolong. dermawan,  dan 
sebagainya
d)  mengurangi  nafsu 
mengumpulkan harta  yang
berlebihan
e)    menekan  perasaan 
negatif  seperti  iri, dengki, fitnah, dan sebagainya
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakekatnya pandangan hidup dan manusia itu sangat
berkaitan dan sangat dibutuhkan. Karena pandangan hidup merupakan adalah
pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,petunjuk
hidup didunia. Pandangan hidup manusia harus direalisasikan dalam hal yang baik
dan positif. Hal-hal yang bisa membentuk pandangan hidup manusia  diantaranya faktor kondisi, faktor
lingkungan, serta faktor dari dalam diri manusia itu sendiri. Dan unsur-unsur
dari pandangan hidup manusia yaitu cita-cita, kebajikan, usaha/pekerjaan dan
kepercayaan/keyakinan.
3.2 Saran 
       Dengan
pembahasan makalah tentang manusia dan pandangan hidup ini, kita dapat
mengetahui pandangan hidup untuk manusia serta berbagai hal serta unsur-unsur
pembentuknya. Dan kita bisa mengimplementasikan pandangan hidup tersebutdalam
hal positif.
sumber : 
Buku IBD Drs. DJOKO WIDAGDHO, dkk