Archive for 2020

Peluang Bisnis TI ditengah Gemparnya Pandemi COVID-19

Berbicara tentang COVID-19, sampai dengan berita ini disampaikan pandemic COVID-19 masih mewabah dan terus menambah angka pasien positif COVID-19. Jika berbicara tentang dampak negatif dari pandemic ini, tentunya sudah banyak sekali berita-berita yang beredar dan menambah kekhawatiran masyarakat, jika dilihat dari sudut pandang lain tentunya pandemi ini juga mendatangkan berbagai hal positif seperti, masyarakat menjadi hidup lebih sehat dan menjalankan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) baik di lingkungan rumah maupun ketika berpergian dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan juga memakai masker, hal positif lainnya adalah dengan diberlakukannya WFH (Work From Home) membuat orangtua tidak terlalu sibuk bekerja dan lebih sering berada di rumah. Kebijakan-kebijakan pemerintah untuk masyarakat tetap menjaga Physical Distance membuat teknologi saat ini menjadi salah satu alternatif agar hubungan sosial tetap terjaga dan tidak memberikan jarak sosial antar masyarakat.

Dilansir dari halaman https://www.liputan6.com dalam sambutan rapat terbatas belum lama ini, Jokowi juga menyampaikan peluang dampak ekonomi lanjutan yang lebih panjang hingga 2021 mendatang. Sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diyakini akan terkena dampak dari Covid-19. 

Namun, founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin melihat, pencegahan penyebaran dampak Covid-19 bisa mendatangkan peluang usaha bagi pemain TIK, tetapi juga ancaman bagi pelaku usaha di sektor tersebut.

"Physical distancing yang dilakukan pemerintah tentu mengubah perilaku sosial dan kerja masyarakat. Istilah working from home (WFH) atau distance learning menjadi familiar dan dianggap peluang bagi operator telekomunikasi di sisi trafik data," kata Doni ketika membuka Diskusi Media "Nasib Industri Telko di Tengah Disrupsi Teknologi dan Covid-19" di Jakarta, Senin (16/3/2020).

            Contoh dari dampak positif pada bidang bisnis IT belakangan ini adalah berkembangnya platform belajar online dan juga platform video conference yang sangat booming untuk mendukung kebijakan perusahaan dalam melakukan WFH.

Dilansir dari halaman CNBC Indonesia - Pengaruh wabah virus corona COVID-19 membuat  kepopuleran aplikasi video telekonferensi, aplikasi Zoom yang didirikan Eric Yuan kini meroket. Aplikasi ini mampu membuat karyawan produktif di ruang virtual dengan mengadakan rapat kerja secara online, saat ini, dampak dari pandemi virus corona membuat Zoom mendapat lonjakan harga saham menjadi sekitar US$ 150 dari US$ 60 pada awal tahun. Hasilnya adalah kekayaan Yuan pun kini meningkat. Dilansir dari Forbes, (1/4/2020), kekayaan  bersih dari Eric Yuan ditaksir mendekati US$ 7 miliar atau setara Rp 112 triliun (asumsi Rp 16.000/US$). Tentunya hal ini membuat peluang bisnis dibidang IT sangat menggiurkan, aplikasi serupa seperti Skype, Google Duo saling bersaing meningkatkan kualitas video conference.

Aplikasi pembelajaran seperti ruang guru, skill academy, quipper, zenius dan lain-lain juga mengalami perkembangan. Hal ini menyebabkan banyaknya ketertarikan developer-developer muda untuk mengembangkan aplikasi sejenis dan juga bisnis dibidang online teaching seperti kursus-kursus pemrograman dan data science yang saat ini sangat diminati.


Resource :


Dampak negatif kondisi COVID19 terhadap bisnis lokal, nasional, dan internasional


(Gambar : John F. Malta, The New York Times)


Virus corona adalah sebuah virus penyebab penyakit yang mirip dengan flu. Dikenal juga dengan sebutan COVID-19, virus corona masuk ke dalam kategori virus baru yang menyerang manusia. Sehingga belum bisa diidentifikasi lebih lanjut soal perkembangan dan vaksinnya. Mulanya, wabah dari virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu. Karena penularan yang cepat, virus ini menyebar ke wilayah lain bahkan hingga ke negara-negara lain di dunia. Seperti Jepang, Korea, Italia, hingga sekarang masuk ke Indonesia Virus corona adalah virus yang menyebabkan seseorang menderita infeksi pernapasan ringan hingga berat, dengan gejala yang mirip seperti flu. Semua orang sama-sama memiliki kemungkinan terjangkit virus ini. Mulai dari bayi, balita, anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Pada kasus terberat,virus corona menyebabkan pneumonia atau infeksi paru-paru, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), serta bisa menyebabkan kematian (umumnya karena disertai komplikasi penyakit lain).
Tak hanya menyebabkan penduduk bumi jatuh sakit hingga meninggal, pandemi COVID-19 diyakini membawa perekonomian global terseret ke dalam jurang resesi dan mimpi buruk bagi ekonomi tanah air pun kian nyata. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan saat ini jumlah kasus infeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai 597.335 dan menyebabkan kematian pada 27.365 orang. China (81.946 kasus) yang dulunya menjadi episentrum penyebaran virus kini sudah disalip Amerika Serikat/AS (104.686 kasus) dan Italia (86.498 kasus).
            Dua negara dengan perekonomian terbesar di muka bumi yakni bukan hanya rantai pasok saja yang terdampak, permintaan global juga turun. Hal ini diyakini oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) sebagai pemicu resesi global.

            EIU meramal perekonomian global akan terkontraksi 2,2% pada 2020. Padahal perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) global sebelumnya diramal tumbuh 2,3%. Ekonomi AS diperkirakan terkontraksi 2,8% tahun ini, sementara PDB China hanya mampu tumbuh 1% dan menjadi pertumbuhan terendah dalam 30 tahun terakhir.Indonesia pun hanya ada diangka 1%.


Dampak ke Pariwisata dan Perdagangan
Sri Mulyani mengatakan, perekonomian dunia dan Indonesia terdampak penyebaran virus corona. Bahkan proyeksi ekonomi dunia direvisi dipangkas karena pandemi corona.    Sementara dampak ke ekonomi Indonesia dimulai dari sektor pariwisata. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, selain sektor pariwisata ada sektor perdagangan ekspor impor yang terganggu.
“Jalur pariwisata jelas, distribusi dari perdagangan dan pasokan, dulu kita mungkin dua minggu terakhir kita melihat 27% impor nonmigas dari Tiongkok, 16,7% ekspor kita ke Tiongkok. Jadi apakah China akan mengendalikan dan me-recover itu akan sangat menentukan kita, dari sisi ekspor, impor dan pariwisata,” jelasnya. (Economy.okezone.com)
Covid-19 berimbas secara langsung pada pasar saham, industri manufaktur, dan pariwisata. Bahkan, posisi kurs rupiah yang semakin melemah saat ini akan semakin memukul produktivitas industri, neraca perdagangan, dan daya beli masyarakat. Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah menembus angka Rp 16.608 per dollar AS pada 28 Maret 2020. Posisinya menjadi mata uang paling lemah di Asia. Depresiasi mencapai 15,2 persen sejak awal Maret 2020 saat pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Padahal sebelumnya, kurs rupiah sempat menguat pada level Rp 13.612 per dollar AS di awal 2020.
Selain melemahkan pertumbuhan ekonomi, pandemi ini juga berpotensi mendorong peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat jumlah penduduk di sekitar garis kemiskinan yang masih sangat tinggi, meskipun persentase penduduk di bawah garis kemiskinan mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Per Maret 2019, penduduk golongan rentan miskin dan hampir miskin di Indonesia mencapai 66,7 juta orang, atau hampir tiga kali lipat jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan (golongan miskin dan sangat miskin). Sebagian besar dari golongan ini bekerja di sektor informal, termasuk yang mengandalkan upah harian. Apabila penanganan pandemi berlangsung lama, periode pembatasan dan penurunan mobilitas orang akan semakin panjang.
Akibatnya, golongan rentan miskin dan hampir miskin yang bekerja di sektor informal dan mengandalkan upah harian akan sangat mudah kehilangan mata pencaharian dan jatuh ke bawah garis kemiskinan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan wabah virus Corona diperkirakan menambah ketidakpastian ekonomi global tahun 2020.
"Pembangunan ekonomi saat ini menunjukkan tantangan bagi kondisi global yang akan berlanjut pada tahun 2020 walaupun tensi perdagangan lebih baik," katanya dalam sambutan peluncuran Laporan Pembangunan Dunia (WDR) 2020 di Jakarta, Selasa.
Selain virus Corona, disrupsi manufaktur global dan tensi geopolitik juga menjadi tantangan yang juga membuat ketidakpastian ekonomi global.
Sedangkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut ekspor produk industri dari Indonesia ke ina tak terdampak virus Corona, meskipun terdapat kekhawatiran potensi ekonomi negeri tirai bambu akan melemah karena virus ini.

“Saya kira belum ada dampak terhadap Corona ini. Memang ada yang mengkhawatirkan ekonomi di Cina sendiri secara signifikan melemah akibat virus Corona ini. Itu yang harus kita lihat perkembangannya," kata Menperin.

Menurut Menperin, pihak otoritas Cina belum dapat memastikan lamanya masa inkubasi terhadap virus ini, namun Indonesia akan mewaspadai kondisi-kondisi tersebut.

“Jadi, saya sampaikan tadi ini something to be seen. Kita tetap harus waspada, kita harus cermati. Bersyukur belum ada dampak," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengonfirmasi jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru bertambah menjadi 601.010 secara global per 28 Januari 2020.

Dapat disimpulkan DAMPAK EKONOMI RI akibat virus corona
·         Ekonomi Indonesia turun 0,29 %
·         Impor dari China distop
·         Maskapai stop penerbangan ke dan dari China
·         Sektor pariwisata terpengaruh
·         Harga bahan pangan naik
·         Harga batu bara naik

Dan DAMPAK GLOBAL akibat virus corona

·         Ekonomi Tiongkok diprediksi turun 1-2%
·         Bank dunia revisi angka pertumbuhan ekonomi, diperkirakan turun
·         Maskapai AS,Korsel,Australia,Jerman,Mesir, Stop penerbangan ke dan dari China
·         Sentimen negative di pasar keuangan
·         Bursa saham Asia berguguran
·         Artis K-pop batalkan jadwal konser


 Referensi :

- Copyright © Coretan Mahasiswi - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -